Erick Thohir Ingin UMKM Jualan di Kantor BUMN hingga SPBU
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin memperluas jangkauan pasar dari produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia.

Salah satu cara dengan menjadikan kantor perusahaan pelat merah hingga SPBU untuk memasarkan produk UMKM.

Hal ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga. Kata dia, pihaknya akan terus membuka ruang bagi UMKM untun berjualan di aset-aset BUMN agar bisa naik kelas.

“Kita juga memanfaatkan semua tempat untuk UMKM itu menjual produknya. Jadi sekarang rest area yang dimiliki BUMN kami manfaatkan, sampai SPBU Pertamina pun akan kita buka ruang bagi kawan-kawan UMKM bisa berjualan langsung disana,” ujarnya dalam Webinar BNI Angkat UMKM Go Global, Jumat, 6 Oktober.

Arya mengatakan sejauh ini produk UMKM sudah ada di rest area SPBU Pertamina. Seperti di Rest Area KM 88 Cipularang, Rest Area KM 234 Trans Sumatera. Tak hanya di rest area, BUMN juga mendorong produk UMKM ada di vending machine.

Lebih lanjut, Arya mengatakan target awal akan disebar di tempat-tempat strategis dan kantor BUMN.

Jika memungkinkan, sambung dia, akan diperluas lagi ke lokasi-lokasi lain di luar negeri.

“Sampai ke vending machine pun kita akan buat di beberpa kantor BUMN. Ini kedeoannya nanti kantor BUMN itu akan banyak UMKM-UMKM yang bisa jualan. Yang nantinya kalau ini berhasil, kita akan coba juga ke luar negeri, misalnya kita bikin vending machine di luar negeri,” ujarnya.

Sekadar informasi, saat ini vending machine UMKM sudah ada di enam titik. Pertama, di Kementerian BUMN sebanyak 1 unit dari BRI.

Kedua, ada di Stasiun Gambir sebanyak 1 unit dari PLN. Ketiga, ada satu unit di Stasiun Juanda dari Pertamina.

Selanjutnya, di Bandara Soekarno-Hatta yang disebar di tiap-tiap terminal yakni, di Terminal 1 ada satu unit dari Telkom, di Terminal 2 ada satu unit dari BNI, dan di Terminal 3 ada satu unit dari PLN.

Arya mengatakan, selanjutnya juga akan didorong di berbagai aset-aset milik BUMN. Misalnya di hotel-hotel yang menyediakan ruang untuk produk UMKM lokal binaan bisa dipasarkan.

“Jadi kita kerja sama juga dengan aset-asetnya, hotel, jadi semua yang dimiliki BUMN itu kita manfaatkan untuk pengembangan UMKM,” tuturnya.